Pergantian pejabat dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak ramai dibincangan di media sosial atau Medsos (group facebook).
Di akun group facebook “Fakfak Bersatu” bertuliskan KAMI KHWATIR REZIM LALU TIDAK RUNTUH, HANYA BERGANTI WAJAH.
Dikatakannya, reformasi birokrasi yang tiba-tiba pergantian pejabat tidak didasari kompetensi namun dukungan. Ini tentu sama saja dengan sebelumnya.
Karena menurutnya, pegawai yang bermain politik itu motivasinya jabatan, sudah tentu tidak bisa mengincar jabatan lewat kinerja, makanya kucing-kucingan lewat manuver politik.
Undang-Undang ASN sangat jelas sudah mengatur itu guna untuk mengarahkan pegawai pada profesionalitas kinerja, bukan yang lain. Tapi pola pergantian pejanat dilakukan atas dasar kepentingan itu seharusnya diubah.
“Tak masalah jika yang diganti lawan politik, tapi harusnya yang mengganti ini punya track record etos kerja yang baik. Bukan hanya karena dukungan kemarin,”tulis admin Fakfak Bersatu dalam akun facebook groupnya, Jumat (29/5/2021).
Karena menurutnya, jika pergantian pejabat tidak punya rekam jejak yang baik masyarakat akan menjadi korban akhirnya berdampak buruk pada pelayanan masyarakat.
“Ingat, sekarang waktunya merangkul, bukan lagi di fase kontestasi. Salah ganti, birokrasi tersendat, rakyat jadi korban dan untuk prospek politik mendatang, kubu barisan sakit hati anda-anda sendiri yang ciptakan dengan hal-hal begini,”kata dia.
Daripada membabibuta membabat mantan kompetitor, kata dia, sebaiknya merangkul yang punya etos kerja. Tim sukses itu lanjut dia, boleh memberi masukan, tapi bupati dan wakil bupati sendiri yang lebih tahu dunia birokrasi dan bisa lebih bijak terhadap putusan yang dibuat.
“Kami senang rezim lalu runtuh, tapi kami juga mengingatkan, jangan kembalikan pola-pola rezim itu bangkit kembali. Tersenyumlah untuk semua kalangan, jangan untuk kubu sendiri. Salam fakfak tersenyum,”tandasnya.