Dandim 1803/Fakfak Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo kumpul barang dengan belasan jurnalis berbagai media elektronik dan online di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Jumat 10 Desember 2021 lalu.
Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo baru menjabat Dandim 1803/Fakfak 7 Desember 2021 lalu ini dalam arahannya meminta dukungan para Jurnalis di daerah ini membantu Kodim 1803/Fakfak dalam mempublikasikan selain kegiatan TNI dengan Rakyat, juga mensukseskan Visi, Misi “Fakfak Tersenyum” Pemerintahan Daerah saat ini dibawah kepemimpinan Bupati Untung Tamsil dan Wakil Bupati Yohana Dina Hindom.
“Saya sangat mengharapkan bantuan teman-teman media ekspos pembangunan Fakfak bantu Kodim, yang saya butuhkan adalah berita yang tidak mengarang-ngarang dan tidak menipu-nipu, tapi berita yang real, sesungguhnya untuk masyarakat,”ujar Dandim.
Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo lulusan Akmil tahun 2021 satu angkatan dengan Letkol Inf Doddy Yudha, S.I.P, M.Tr (Han) ini memiliki terobosan mendukung Visi Misi “Fakfak Tersenyum”
“Kegiatan (terobosan) yang akan saya lakukan ini bisa-biasa, sederhana tetapi nilai jualnya tinggi,”ujar Dandim Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo.
Sekilas mendengar kisah Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo saat memperkenalkan diri, ternyata bukan prajurit sembarangan. Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo merupakan prajurit TNI berdarah Korps Baret Merah anak buah Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr (Han).
“Background saya dari baret merah, saya 9 tahun di sana bareng sama Pangdam Kasuari, Pangdam ini danyon saya dulu, jadi laporan kegiatan saya di Kodim langsung ke beliau,”kata Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo.
Berbagai terebosan Dandim Letkol Inf Gatot Teguh Waluyo beberkan kepada para Jurnalis, salah satunya adalah “Parawisata”. Dibidang ini, Dandim memperkenalkan Batik Papua.
“Batik Papua ini memang ada di Papua, tetapi pengrajinnya apakah ada di Papua dan Papua Barat? Nah saya ingin datangkan orang untuk melatih masyarakat Papua, sehingga dia ada tambahan penghasilan di sektor pengrajin, barangnya (peralatan,red) sudah dikirim, ketika perlatannya datang, saya akan laporkan ke Pak Bupati, karena ini masih nyambung dengan parawisata,”ujar Dandim.
Nanti, sambung Dandm, begitu Bupati menyetujui dan launching, masyarakat akan bekerja sendiri nanti setelah pelatihan dan berapapun biaya akan dilakukan.
“Syukur-syukur Alhamdulillah Bupati suport, tetapi kalau tidak, saya sendiri kerjakan itu, dan ketahui teman-teman media bahwa akan kita datangkan dua orang dari Jawa, membawa perlengkepan ditinggal disini, nanti kita bekali semuanya dan tempatnya akan kita tentukan, yang jelas tidak jauh dari Kodim,”kata Dandaim.
Dandim berharap, adanya pengrajin Batik Papua ini, setiap hari Jumat, semua ASN sudah bisa pakai batik Papua, itu salah satu kecintaan untuk Papua, bukan batik dari luar Papua, tetapi asli Papua.
“Siapa pengrajinnya, mereka adalah masyarakat dan mereka akan dibantu oleh ibu-ibu Persit dan ibu-ibu Dharma Wanita dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak. Keberhasilan atau kesukseskan terletak pada media, percuma kalau kita berbuat semaksimal mungkin di lapangan, tetapi kalau tidak terekspos dan diketahui publik percuma saja usaha kita tidak dikenal publik,”tandas Dandim. [PR-01](Primarakyat.net)